Rabu, 30 Juni 2010

Tentang Bisul

Ini hal sepele yang kerap diderita anak tapi sering bikin kita jengkel.
Habis, baru sembuh sebentar, eh sudah muncul lagi.
Pasti anak Ibu banyak makan telur, makanya bisulan." Begitu, kan, komentar
yang sering kita dengar? Padahal, itu sama sekali tak benar! "Itu cuma
mitos," ujar dr. Titi Lestari Sugito, SpKK. "Enggak ada kaitannya, kok,
antara telur dan bisulan," lanjut dokter spesialis kulit dan kelamin RSUPN
Ciptomangunkusumo ini.

Justru telur adalah makanan bergizi. "Telur itu, kan, mengandung protein.
Jadi, boleh diberikan kepada anak," tandas Titi. Bukankah kecukupan gizi
yang baik akan meningkatkan daya tahan tubuh menjadi lebih baik? Lantas,
apa, dong, sebenarnya yang membikin bisul?

LINGKUNGAN KURANG BERSIH
Bisul atau bisulan (kalau jumlahnya banyak) yang dalam bahasa kedokteran
disebut furunkel, seperti dituturkan Titi, merupakan radang atau infeksi
yang disebabkan oleh kuman atau bakteri staphylococcus aureus. "Bisul bisa
menyerang siapa saja dan dari golongan usia berapa saja, namun yang paling
sering diserang adalah bayi dan anak-anak." Lo, kok, begitu?
Seperti kita ketahui, faktor kebersihan memegang peranan penting dalam
terjadi-tidaknya infeksi. Bila lingkungan kurang bersih, infeksi pun akan
mudah terjadi. Sementara yang namanya anak, identik dengan dunia bermain,
termasuk main yang kotor-kotor semisal main tanah. Belum lagi habis main
si anak langsung pegang ini-itu tanpa cuci tangan lebih dulu. "Nah, kalau
kebersihan anak dan bayi tak dijaga dan diperhatikan oleh orang tua, ya,
susah. Itu akan mempermudah terjadinya bisul," ujar Titi.
Selain itu, anak-anak biasanya sering menggaruk karena rasa gatal yang
ditimbulkan akibat banyak keringat dan biang keringat. Padahal, terang
Titi, garukan tersebut dapat merusak kulit sehingga memudahkan masuknya
kuman dan timbullah infeksi. "Itulah mengapa anak yang sering berkeringat,
apalagi keringat buntet, mudah timbul bisulan."
Umumnya bisulan pada bayi dan anak-anak ditemui di daerah-daerah yang
banyak berkeringat seperti di muka, punggung, lipatan-lipatan paha dan
sebagainya. Dengan demikian, daerah-daerah tersebutlah yang paling sering
digaruk oleh anak atau mendapatkan gesekan, sehingga pertahanan kulit akan
terganggu dan mudah terjadi infeksi. Apalagi kulit bayi dan anak-anak
masih tipis dan cukup rentan.
Namun jangan pula dilupakan faktor gizi. Sebab, seperti dikatakan Titi,
gizi yang kurang juga dapat mempengaruhi timbulnya infeksi. "Bila gizi
kurang berarti daya tahan tubuh menurun, sehingga akan mempermudah
timbulnya infeksi," jelasnya. Terlebih lagi pada bayi dan anak-anak,
kekebalan tubuhnya memang masih kurang dibandingkan orang dewasa.

MEMERAH DAN BENGKAK
Orang tua bisanya kurang tanggap terhadap gejala munculnya bisul. Entah
lantaran kurang perhatian atau memang tak tahu seperti apa gejala bisul.
Maklumlah, gejala awalnya hanya terlihat semacam bintil merah, baru
kemudian membesar dan bahkan terkadang ditemui abses atau bernanah.
"Proses membesarnya bisul merupakan proses imflamasi atau radang. Jadi,
ada suatu mekanisme atau reaksi dari tubuh terhadap adanya kuman di daerah
tersebut," jelas Titi.
Warna memerah dan bengkak merupakan tanda bahwa tubuh memberikan suatu
respon dengan berusaha mendatangkan sel-sel radang di sekitarnya untuk
mematikan kuman dan mengeluarkan kuman tersebut. Lamanya proses membesar
tergantung dari respons imunologis yang dimiliki orang tersebut. Bila
responsnya baik, maka makin cepat pula sembuhnya.
Menurut Titi, sebetulnya gejala bisul tak selalu sampai bernanah. Kalau
toh akhirnya bernanah, itu pertanda bahwa pertahanan tubuh kurang atau
lantaran infeksi tersebut tak segera ditangani. "Tapi bila pertahanan
tubuh baik atau infeksinya segera diobati, misalnya pemberian antibiotik,
maka tak akan sampai abses. Biasanya bisul cuma memerah dan kemudian
mengecil sendiri." Nah, pada anak-anak, karena pertahanan tubuhnya masih
kurang, mau tak mau bisul harus diobati.
Biasanya gejala bisul disertai rasa nyeri akibat radang atau infeksinya.
Apalagi kalau bisul semakin besar. Tubuh yang tak bisa mengatasi akan
mengakibatkan bisul yang timbul menjadi banyak dan bernanah, sehingga
terjadilah penyebaran kuman yang tak hanya di satu lokasi saja.
Penyebarannya juga bisa lewat darah atau kelenjar getah bening, "Tapi itu
jarang sekali terjadi," ujar Titi.
Yang pasti, karena penyebabnya infeksi maka bisul termasuk penyakit
menular. "Menularnya bisa karena garukan tangan, sehingga memindahkan
kumannya dari satu tempat ke tempat lain." Tak heran awam sering menyebut
bisulnya jadi beranak. "Itu menunjukkan daya tahan tubuh anak kurang
sekali."

JANGAN DIPENCET
Seringkali bisul dibiarkan saja, tak segera diobati. Tunggu sampai
istilahnya "matang". Padahal, justru sebetulnya kalau bisa bisul jangan
sampai bernanah, "Karena bisa terjadi kerusakan jaringan yang lebih parah
dan banyak lagi. Kulit bisa berongga," terang Titi.
Jika bisul hanya satu atau beberapa dan masih kecil di permukaan biasanya
bisa disembuhkan dengan salep antibiotik. Pemakaian obat dalam bentuk
salep atau krim yang dioleskan di kulit lebih efektif ketimbang pengobatan
jenis lain. Obat-obatan semacam salep ini sangat dianjurkan untuk kulit
karena dibuat dengan daya serap yang cukup efektif terhadap kulit. Tapi,
jika sudah membesar, agak dalam dan banyak, anak perlu diberi obat
antibiotik yang diminumkan juga.
Penisilin juga merupakan salah satu obat pilihan. Cuma, bakteri
staphylococcus aureus penyebab bisul bisa mengakibatkan resisten terhadap
penisilin, karena kuman tersebut mengeluarkan enzim sehingga penisilinnya
tak berfungsi lagi. Akibatnya banyak yang menjadi resisten. Karena itu,
anjur Titi, lebih baik berikan obat antibiotik yang tahan terhadap enzim
yang dikeluarkan kuman tadi, supaya efektif. Selain itu, penisilin juga
merupakan salah satu obat yang relatif sering menimbulkan reaksi alergi.
Bila sudah terjadi abses, sebaiknya nanahnya dikeluarkan. Biasanya dokter
akan menginsisi/mengiris dengan pisau tajam sehingga penyembuhannya akan
lebih sempurna. Bila pecah sendiri akan menimbulkan kerusakan kulit dan
akan berbekas. Begitu pula bila dipaksa dikeluarkan, misalnya dengan
dipencet, penyembuhannya akan menimbulkan bekas yang tak sedap dipandang.
"Bekas pada jaringan kulitnya akan meninggalkan parut, bisa lekukan atau
yang lebih tinggi lagi. Tak mungkin akan normal kembali. Walaupun pada
anak kulitnya masih berkembang, namun tetap saja tak akan normal kembali
karena jaringannya yang rusak akan membekas," jelas Titi.
Memang, sih, kemajuan teknologi kedokteran memungkinkan untuk mengoreksi
bekas luka tersebut dengan operasi. Tapi hal tersebut sangat tergantung
pada jaringan parut yang ditimbulkannya. Disamping tentunya memerlukan
biaya yang cukup mahal dibandingkan dengan mengobati bisulnya itu sendiri.

Untuk mencegah berulangnya kembali bisul pada anak, dianjurkan agar selalu
menjaga kebersihan, baik kebersihan diri si anak maupun lingkungannya.
Memang, bila dibandingkan sepuluh tahun lalu, masih banyak ditemui bisulan
pada bayi dan anak-anak. "Sekarang ini sudah jauh berkurang. Mungkin
karena faktor pendidikan, ekonomi dan gizi yang sudah lebih baik," kata
Titi.

BISUL BUKAN GARA-GARA HOBI MAKAN TELUR
Selama ini ada anggapan anak yang kebanyakan makan telur akan gampang
bisulan. Betulkah telur memicu bisul?
Ada sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa angka terjadinya bisulan di
Jakarta mencapai 26% dari 326 responden yang diteliti di tahun 2001. Angka
itu cukup tinggi, mengingat bisul bukan penyakit berat dan sebagian di
antaranya dapat sembuh sendiri. "Masyarakat yang tinggal di daerah padat,
sangat rentan terhadap bisul," tandas dr. Susmeiati H. Sabardi, SpKK dari
Bagian Kulit dan Kelamin RSAB Harapan Kita, Jakarta. Bisul berada di
urutan ketiga dari jenis-jenis peradangan kulit yang paling sering
dijumpai.

APA SIH BISUL ITU?
Bisul sendiri sebenarnya hanyalah sebuah istilah. Jadi, lain daerah bisa
lain pula menyebutnya. Akan tetapi secara medis, "Bisul adalah suatu
peradangan pada kulit yang biasanya mengenai folikel rambut dan disebabkan
oleh kuman staphylococcus aureus," papar dokter yang akrab disapa Susi
ini.

Dari jenis-jenisnya, secara medis bisul dibedakan sebagai berikut:
* Folikulitis
Folikulitis adalah peradangan yang hanya terjadi pada umbi akar rambut
saja. Berdasarkan letak munculnya, bisul jenis ini dapat dibedakan menjadi
2, yaitu superficial atau hanya di permukaan saja dan yang letaknya lebih
dalam lagi disebut profunda.

* Furunkel
Furunkel adalah peradangan pada umbi akar/folikel rambut dan sekitarnya.
Biasanya jumlahnya hanya satu.

* Furunkel losis
Disebut furunkel losis apabila jumlah furunkel-nya lebih dari satu.

* Karbunkel
Bila di saat yang bersamaan ada beberapa/sekelompok furunkel, secara medis
diistilahkan sebagai karbunkel.

* Abses multiple kelenjar keringat
Bisul ini biasanya berupa benjolan yang tidak bermata, jumlahnya banyak,
bergerombol di beberapa tempat, seperti di dada dan sebagainya. Bisul
jenis ini paling banyak menyerang anak-anak.

* Hidra adinitis
Ada juga jenis bisul yang mengenai kelenjar apokrin, yaitu bila bisul
tersebut muncul di ketiak atau daerah genital. Secara medis bisul ini
diistilahkan sebagai hidra adinitis.

* Skrofulo derma
Bentuknya memang seperti bisul, tapi sebenarnya adalah benjolan pada getah
bening karena penyakit TBC.

CERMATI GEJALANYA
Walaupun jenis bisul cukup banyak, tapi biasanya orang awam menganggapnya
sama saja. Hal tersebut tidak sepenuhnya salah karena memang gejala yang
dimunculkan memang mirip.

- Gatal-gatal

Bila bisul yang muncul masih berupa folikulitis, gejala yang timbul
biasanya berupa gatal-gatal di daerah benjolan dan sekitarnya.

- Nyeri

Pada bisul yang berjenis furunkel atau karbunkel selain gatal, biasanya
juga disertai nyeri.

- Berbentuk kerucut dan "bermata"

Bisul jenis furunkel dan karbunkel biasanya berbentuk kerucut dan bermata
yang mudah pecah dan mengeluarkan cairan dari dalamnya.

- Berbentuk kubah

Sedangkan bisul yang muncul pada kelenjar keringat biasanya berbentuk
bulat seperti kubah, tidak bermata dan tanpa disertai rasa nyeri. Bisul
jenis ini biasanya tidak mudah pecah.

- Demam

Gejala bisul yang muncul pada kelenjar apokrin biasanya disertai demam.

HINDARI PEMICUNYA
Sekali lagi, bisul bukanlah alergi dimana ada unsur genetik/keturunan yang
menyebabkannya kambuh. "Menurut literatur tidak ada orang yang mempunyai
bakat bisulan," jelas Susi. Namun pada beberapa kasus, ada juga orang yang
mempunyai kecenderungan bisulan berulang. "Biasanya orang-orang dengan
penyakit tertentu, seperti diabetes, lebih mudah bisulan dan setelah
sembuh pun dengan mudah akan muncul lagi," lanjutnya.

Secara garis besar ada 3 pemicu munculnya bisul, yaitu:

- Faktor kebersihan
Pada dasarnya bisul muncul karena adanya kuman. Orang-orang yang tidak
menjaga kebersihan tubuh dan lingkungannya dengan baik, otomatis lebih
berpeluang terpapar kuman penyebab bisul. Tak heran kalau mereka yang
tinggal di daerah pemukiman padat, di daerah pengungsian, dimana faktor
kebersihannya terabaikan akan lebih mudah bisulan. Namun harus diingat,
walaupun tinggal di tempat yang bersih tapi kalau jarang mandi dan
membersihkan badan, dengan sendirinya kuman pun akan bersarang.

- Daerah tropis
Secara geografis Indonesia termasuk daerah tropis. Dimana udaranya panas
sehingga dengan mudah orang akan berkeringat. Keringat pun bisa menjadi
salah satu pemicu munculnya bisul. Terutama bisul yang terjadi pada
kelenjar keringat.

- Menurunnya daya tahan tubuh
Menurunnya daya tahan tubuh bisa disebabkan oleh beberapa hal, di
antaranya kurang gizi, gangguan darah seperti anemia, mengidap penyakit
keganasan seperti kanker, atau penyakit lain seperti diabetes dan
sebagainya. Biasanya faktor pemicu itu tak muncul sendirian, melainkan ada
beberapa sekaligus. "Misalnya karena selalu berkeringat kemudian muncul
biang keringat. Karena gatal, lalu digaruk, ditambah lagi kebersihannya
jelek dan gizinya pun rendah, akhirnya jadi bisul. Begitu seterusnya,"
jelas Susi.

Jadi, tidak benar anggapan sebagian masyakarat yang menyebutkan bisulan
gara-gara banyak makan telur. "Kalau memang sudah ada faktor pemicunya,
mau makan telur atau tidak ya tetap saja bisulan," tandas Susi.

Setelah bisulan pun sebetulnya tidak ada pantangan terhadap makanan
tertentu, termasuk telur. Yang jelas pola makan memang haruslah seimbang.
Pesannya, "Jangan makan telur terlalu banyak, terlepas apakah akan bisulan
atau tidak."

Menurut Susi bisul bisa saja muncul sejak bayi, meski bukan bayi baru
lahir. Ibu-ibu, terutama yang baru punya anak pertama, umumnya takut
memandikan dan mengeramasi bayinya. "Padahal bayi juga sudah berkeringat.
Terlebih kalau bayi dibobok dengan segala macam minyak penghangat yang
tentu jadi lahan subur untuk berkembang biaknya kuman. Nah, kondisi kulit
yang seperti ini juga bisa menjadi penyebab bisulan."

Yang tak kalah penting, bisul juga bisa menular. Kontak langsung bisul
dengan kulit apalagi bila ada goresan meskipun kecil (mikro trauma) dapat
menyebabkan kuman berpindah tempat. Tapi kalau tidak ada luka,
kebersihannya terjaga dan daya tahan tubuh sedang bagus, tidak akan
terjadi penularan.

Selain kontak langsung, bisul juga bisa menular melalui kontak tidak
langsung. Seperti pemakaian handuk bersama, seprei, baju dan sebagainya.
Begitu juga dengan tempat umum, seperti perosotan, kolam mandi bola, dan
mainan sejenisnya yang memungkinkan sebagai ajang penularan kuman.

Mungkinkah ada orang yang seumur hidup tidak pernah bisulan? "Sebenarnya
bukan tidak pernah," ungkap Susi. Bisa jadi bisul itu hanya kecil
sementara yang bersangkutan selalu menjaga kebersihan tubuh dan
lingkungannya ditambah lagi daya tahan tubuhnya memang bagus "Hingga bisul
itu selalu sembuh dengan sendirinya. Nah, karena selalu sembuh sendiri
itulah seakan-akan ia tidak pernah bisulan sama sekali."

PAHAMI PENANGANANNYA
Satu benjolan kecil atau bekas gigitan nyamuk sebaiknya jangan digaruk,
karena bisa menyebabkan luka dan memudahkan kuman masuk. Makanya, kalau
sudah muncul benjolan kecil sebaiknya perhatikan kebersihan lebih saksama
supaya tidak terpapar kuman. Calon bisul atau bisul kecil di daerah
permukaan (superficial) bisa sembuh dengan sendirinya jika kebersihannya
terjaga dan tidak tercemar bakteri. Selain itu, bisul juga jangan digaruk
supaya di situ tidak terjadi peradangan.
Bisul-bisul jenis furunkel dan karbunkel yang memang mudah pecah biasanya
akan pecah sendiri akibat gesekan dengan benda lain. Misalnya bisul yang
muncul di lipatan lengan, lipatan paha, kaki dan sebagainya akan mudah
pecah tergesek baju maupun anggota badan lainnya.

Bila bisul terus membesar atau timbul radang dan badan mulai terasa tidak
nyaman, sebaiknya segeralah bawa anak ke dokter. "Oleh dokter ia akan
diberikan krim antibiotik atau bila perlu tambahan antibiotik oral,
tergantung pada kondisi bisulnya," ujar Susi. Antibiotik itu bertujuan
untuk mengendalikan dan mematikan bakteri sehingga bisulnya akan kempes
dan kering. Dokter pun akan memberikan kompres yang berfungsi untuk
mendinginkan, meredakan, dan mengurangi kuman di daerah sekitar bisul.

Kebiasaan sebagian masyarakat yang berusaha memecahkan bisul dengan paksa,
sangat tidak disarankan. "Sebaiknya bisul jangan dipencet-pencet karena
bisa memperparah keadaan." Obat-obat bisul yang banyak beredar di pasaran
pun sebaiknya hanya digunakan untuk bisul-bisul ringan yang muncul di
permukaan saja. "Tapi kalau letaknya terlalu dalam tentunya obat-obat
tradisional tersebut sudah tidak efektif lagi," imbuhnya.
KONDISI TERPARAH

Walaupun belum pernah tercatat kematian yang diakibatkan bisul, tapi ada
baiknya hal ini diwaspadai. Tahukah Anda, bakteri/kuman yang terdapat pada
bisul bila dibiarkan saja dapat masuk ke aliran darah. Akibatnya bisa
terjadi infeksi pada tulang di sekitar bisul, bahkan kuman tersebut bisa
jadi terbawa sampai jantung dan otak. Akan tetapi, lanjut Susi, kasus
semacam ini termasuk jarang dijumpai.

Parah atau tidaknya bisul tergantung pada ganas atau tidaknya bakteri yang
masuk. "Kalau memang bakterinya termasuk ganas, tentu kondisinya lebih
serius." Yang harus diwaspadai adalah bisul yang muncul di wajah, tepatnya
di daerah sinus. "Bila sampai terjadi infeksi di daerah itu akibatnya bisa
fatal."

TIPS BAGI ORANG TUA

Susi memberikan beberapa saran sehubungan dengan pencegahan dan kesembuhan
bisul:

* Orang tua harus memperhatikan kebersihan anaknya. Baik kebersihan badan
maupun lingkungan bermainnya.

* Bila sudah timbul keluhan seperti gatal-gatal, jangan dianggap remeh,
bisa jadi itu adalah gejala awal timbulnya bisul.

* Kalau ada benjolan, jangan dipencet-pencet apalagi kalau tangan/benda
yang digunakan untuk memencet tidak bersih. Aktivitas ini bisa memperparah
keadaan.

* Jangan sembarangan menggunakan antibiotik untuk mengobati bisul walaupun
bentuknya hanya berupa krim, karena antibiotik bisa menimbulkan
kekebalan/resistensi.

* Perhatikan gizi anak. Asupan gizi yang baik akan berpengaruh terhadap
daya tahan tubuhnya.

* Bila anak dalam kondisi tidak sehat, sebaiknya hindari tempat permainan
umum yang bisa menularkan kuman.

Senin, 21 Juni 2010

Anak dan Masa Depan Umat Islam

Penulis: Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf Al-Atsari

Anak adalah harapan di masa yang akan datang. Kalimat ini seringkali kita dengar dan sangat lekat di benak kita. Tak ada yang memungkiri ucapan itu karena memang ia sebuah kenyataan bukan hanya sekadar ungkapan perumpamaan, benar-benar terjadi bukan sebatas khayalan belaka. Karenanya, sudah semestinya memberikan perhatian khusus dalam hal mendidiknya sehingga kelak mereka menjadi para pengaman dan pelopor masa depan umat Islam.

Lingkungan pertama yang berperan penting menjaga keberadaan anak adalah keluarganya sebagai lembaga pendidikan yang paling dominan secara mutlak, kemudian kedua orang tuanya dengan sifat-sifat yang lebih khusus. Sesungguhnya anak itu adalah amanat bagi kedua orang tuanya. Di saat hatinya masih bersih, putih, sebening kaca jika dibiasakan dengan kebaikan dan diajari hal itu maka ia pun akan tumbuh menjadi seorang yang baik, bahagia di dunia dan akhirat. Sebaliknya, jika dibiasakan dengan kejelekan dan hal-hal yang buruk serta ditelantarkan bagaikan binatang, bukan mustahil dia akan tumbuh menjadi seorang yang berkepribadian rusak dan hancur. Kerugian mana yang lebih besar yang akan dipikul kedua orang tua dan umat umumnya apabila meremehkan pendidikan anak-anaknya.

Berkata Ibnul Qoyyim rahimahullah, “Bila terlihat kerusakan pada diri anak-anak, mayoritas penyebabnya adalah bersumber dari orang tuanya.” Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan kita dengan firmanNya, “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS At Tahrim: 6). Berkata Amirul Mukminin Ali Radiyallahu ‘anhu, “Ajarilah diri-diri kalian dan keluarga-keluarga kalian kebaikan dan bimbinglah mereka.”.

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Setiap di antara kalian adalah pemimpin dan akan dipertanggungjawabkan, seorang imam adalah pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya, seorang laki-laki pemimpin atas keluarganya dan akan diminta pertanggungjawabannya, seorang wanita pemimpin dalam rumah suaminya dan ia bertanggungjawab, dan seorang budak adalah pemimpin dalam hal harta tuannya dan ia bertanggungjawab. Ketahuilah bahwa kalian semua adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawabannya.” (HR Bukhari dan Muslim dari sahabat Abdullah ibnu Umar Radiyallahu ‘anhu).

Dari sahabat Anas bin Malik, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala akan mempertanyakan pada setiap pemimpin atas apa yang dipimpinnya, apakah ia menjaganya ataukah menyia-nyiakannya? Hingga seseorang akan bertanya kepada keluarganya.” (HR Ibnu Hibban, Ibnu Ady dalam Al Kamil, dan Abu Nu’aim dalam Al Hilyah dan dishahihkan oleh Al Hafizh dalam Al Fath 13/113). Demikian pula dalam Shahih Bukhari dan Muslim, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Bertaqwalah kalian kepada Allah dan berbuat adillah terhadap anak-anakmu.” Sikap adil dan kasih sayang terhadap anak adalah dengan mengajari mereka kebaikan, para orangtua menjadikan dirinya sebagai madrasah bagi mereka.

Keluarga, terlebih khusus kedua orang tua dan siapa saja yang menduduki kedudukan mereka adalah unsur-unsur yang paling berpengaruh penting dalam membangun sebuah lingkungan yang mempengaruhi kepribadian sang anak dan menanamkan tekad yang kuat dalam hatinya sejak usia dini. Seperti Zubair bin Awam, misalnya. Ia adalah salah seorang dari pasukan berkudanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam yang dinyatakan oleh Umar ibnul Khattab, “Satu orang Zubair menandingi seribu orang laki-laki.” Ia seorang pemuda yang kokoh aqidahnya, terpuji akhlaqnya, tumbuh di bawah binaan ibunya Shafiyah binti Abdul Mutholib, bibinya Rasulullah, dan saudara perempuannya Hamzah.

Ali bin Abi Tholib sejak kecil menemani Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam, bahkan dipilih menjadi menantunya. Ia tumbuh sebagai seorang pemuda sosok teladan bagi para pemuda seusianya di bawah didikan ibunya Fathimah binti Asad dan yang menjadi mertuanya Khadijah binti Khuwailid. Begitu pula dengan Abdullah bin Ja’far, seorang bangsawan Arab yang terkenal kebaikannya, di bawah bimbingan ibunya Asma binti Umais.

Orang tua mana yang tidak gembira jika anaknya tumbuh seperti Umar ibnu Abdul Aziz. Pada usianya yang masih kecil ia menangis, kemudian ibunya bertanya, “Apa yang membuatmu menangis?” Ia menjawab, “Aku ingat mati.” – waktu itu ia telah menghafal Al Qur’an – ibunya pun menangis mendengar penuturannya. Berkat didikan dan penjagaan ibunya yang shalihah Sufyan Ats Tsauri menjadi ulama besar, amirul mukminin dalam hal hadits. Saat ia masih kecil ibunya berkata padanya, “Carilah ilmu, aku akan memenuhi kebutuhanmu dengan hasil tenunanku.” Subhanallah! Anak-anak kita rindu akan ucapan dan kasih sayang seorang ibu yang seperti ini, seorang ibu yang pandangannya jauh ke depan. Seorang ibu yang super arif dan bijaksana.

Para pembaca -semoga dirahmati Allah- lihatlah bagaimana para pendahulu kita yang shalih, mereka mengerahkan segala usaha dan waktunya dalam rangka men-tarbiyah anak-anaknya yang kelak menjadi penentu baik buruknya masa depan umat. Jangan sampai seorang pun di antara kita berprasangka mencontoh para pendahulu yang shalih adalah berarti kembali ke belakang, kembali ke zaman baheula (istilah orang Sunda).

Di saat orang-orang berlomba-lomba meraih gengsi modernisasi, ketahuilah bahwa mencontoh sebaik-baik umat yang dikeluarkan ke tengah-tengah manusia adalah berarti satu kemajuan yang pesat, teknologi canggih dalam membangun aqidah yang benar, memperbaiki moral yang bejat serta membendung semaraknya free children sehingga mengantarkan kepada apa yang telah diraih oleh generasi yang mulia yang tiada tandingannya. Meniti jalannya mereka dalam rangka men-tarbiyah/mendidik anak berarti tengah mempersiapkan konsep perbaikan umat di masa yang akan datang, dimana tidak akan pernah menjadi baik generasi akhir umat ini kecuali dengan apa yang menjadikan baik generasi umat pertama. Allah berfirman, “Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu, maka apakah kamu tiada memahaminya.” (QS Al Anbiyaa: 10).

Perhatian serius dan tarbiyah yang benar kini sangatlah dibutuhkan di zaman yang dipenuhi berbagai fitnah, fitnah syahwat dan syubhat yang terus memburu anak-anak kita dari segala arah dihembuskan oleh da’i-da’i sesat yang berada di pintu-pintu neraka jahanam. Allah berfirman, “… sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).” (QS An Nisaa: 27).

Benarlah apa yang dikatakan dalam sebuah syair:

Siapa menggembala kambing di tempat rawan binatang buas
Kemudian lalai darinya, singa akan merebut gembalaannya.

Para pembaca -semoga dirahmati Allah- Islam sebagai agama yang universal tentu tidaklah mengesampingkan tarbiyah anak. Bahkan tarbiyah anak adalah sorotan utama dalam Islam sebab Islam adalah agama tarbiyah. Dengan posisi tarbiyah anak yang demikian pentingnya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabadikan wasiat Luqman, seorang hamba yang shalih, kepada anaknya sebagai acuan bagi para murobbi/pendidik, begitu pula dengan sosok pribadi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam sebagai seorang Rasul sekaligus menjadi imam para murobbi dunia.

Perhatian dan kecintaannya terhadap anak-anak sangatlah tinggi, terlihat saat beliau mengajari Ibnu Abbas di usianya yang muda belia sehingga tampillah Ibnu Abbas menjadi sosok pemuda yang berilmu, bertaqwa, dan memiliki keberanian yang luar biasa. Salah satu bentuk kasih sayangnya terhadap anak, beliau selalu mencium anak-anak bila berjumpa, sebagaimana dalam Shahih Bukhari dari sahabat Abu Hurairoh, ia berkata, “Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam mencium Hasan …”, juga diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam Shohihnya dari sahabat Aisyah radliyallahu ‘anha berkata, “Seorang badui datang menemui Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam dan berkata: Kalian selalu menciumi anak-anak, sedangkan kami tidak pernah menciuminya.” Lalu Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam berkata, “Kami menginginkan agar Allah mencabut kasih sayang dari hatimu.”, tidak ada bahan pengajaran yang paling baik dan sempurna kecuali yang bersumber dari kitab dan sunnah karena di situlah adanya ilmu yang mencakup segala bidang, seperti ungkapan Imam Syafi’i:

Ilmu itu adalah ucapan Allah dan ucapan Rasul-Nya
Sedang selain dari itu adalah bisikan-bisikan syaithan.

Alangkah baik bila penulis uraikan beberapa langkah dasar dalam mendidik anak yang disarikan dari Al-Kitab dan Sunnah.

Pertama: mengajarkan tauhid kepada anak, mengesakan Allah dalam hal beribadah kepada-Nya, menjadikannya lebih mencintai Allah daripada selain-Nya, tidak ada yang ditakutinya kecuali Allah. Ini pendidikan yang paling urgen (penting) di atas hal-hal penting lainnya.

Kedua: mengajari mereka sholat dan membiasakannya berjamaah.

Ketiga: mengajari mereka agar pandai bersyukur kepada Allah, kepada kedua orang tua, dan kepada orang lain.

Keempat: mendidik mereka agar taat kepada kedua orang tua dalam hal yang bukan maksiat, setelah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya yang mutlak.

Kelima: menumbuhkan pada diri mereka sikap muraqabah merasa selalu diawasi Allah. Tidak meremehkan kemaksiatan sekecil apa pun dan tidak merendahkan kebaikan walau sedikit.

Keenam: memberitahu mereka akan wajibnya mengikuti sabilul mukminin al muwahhidin (jalannya mukminin yang bertauhid), salafush shalih generasi terbaik umat ini, dan memberikan loyalitas kepada mereka.

Ketujuh: mengarahkan mereka akan pentingnya ilmu Al Kitab dan Sunnah.

Kedelapan: menanamkan pada jiwa mereka sikap tawadlu, rendah hati, dan rujulah serta syaja’ah (kejantanan dan keberanian). Dan masih banyak lagi selain apa yang penulis uraikan di sini. Semoga Allah menganugerahkan kepada kita anak-anak yang sholih. Amin ya Mujiibas sailiin. Allah berfirman, “Dan orang-orang yang berkata: Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS Al Furqoon: 74).

Para pembaca -semoga dirahmati Allah- begitulah memang seharusnya pendidikan anak ini menjadi kewajiban nomor satu bagi para orang tua, menelantarkannya berarti menelantarkan amanat dan kepercayaan Allah, membiarkannya adalah berarti membiarkan kehancuran anak, orang tuanya, umat, bangsa, dan negara. Adapun mendidiknya adalah cahaya masa depan umat yang cerah yang berarti juga mengangkat derajat sang anak dan derajat kedua orangtuanya di surga. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Akan diangkat derajat seorang hamba yang sholih di surga. Lalu ia akan bertanya-tanya: Wahai Rabb apa yang membuatku begini?” Kemudian dikatakan padanya, “Permohonan ampun anakmu untukmu.” (HR Ahmad dari sahabat Abu Hurairah).

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka, tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS Ath Thuur: 21).

Allah-lah yang memberi taufiq kepada apa yang dicintai-Nya dan diridlai-Nya.
Walhamdulillahi rabbil ‘alamin. Wal Ilmu indallah.

(Dikutip dari tulisan Al Ustadz Abu Hamzah Al Atsari. Bulletin al Wal wal Bara Edisi ke-14 Tahun ke-1 / 21 Maret 2003 M / 18 Muharrom 1424 H. Url sumber http://.fdawj.atspace.org/awwb/th1/14.htm)

Minggu, 20 Juni 2010

Memasak makanan mie instan secara baik dan sehat


Siapa yang tidak mengenal makanan ini, makanan yang siap saji merupakan favorite kita karena cara memasaknya yang simple. Kerap kali makanan ini selalu ada dimanapun kita, apalagi waktu menjadi anak kost, pastinya tidak lepas dengan ini mie instan.

Mie instan memang banyak sekali mengandung karbohidrat seperti layaknya nasi, tapi mie merupakan makanan yang kurang ada gizinya, makanya kita perlu menambahkan sedikit gizi dari mie tersebut misalnya : protein, sayur ataupun daging supaya seimbang
Tapi jangan salah cara memasaknya punya tips tersendiri agar makanan mie jadi sehat yaitu :

Pertama :
- Siapkan air mendidih dan masukkan mie seperti biasa, usahakan setengah matang empuk tapi tidak juga terlalu lembek. Tunggu sampai air tersebut menguning.

Kedua :
- Ambil mie tersebut taruh diatas piring dan air sisa masak yang pertama tadi dibuang dan masukkan air baru masak hingga mendidih.

Ketiga :
- Masukkan mie yang tadi di piring ke dalam air yang mendidih tersebut, dan untuk kali ini masak dan tambahkan sayuran, telur dan daging biar gizinya seimbang. Masaknya sampai matang tetapi jangan terlalu matang.


Keterangan :
- Masak mie dengan cara secara 2 kali ini bisa mencegah anda dari keracunan yang disebabkan karena kandungan natrium karbonat yang diperoleh dari mie tersebut.

- Natrium yang terkandung dalam mie instan berasal dari garam (NaCl) dan bahan pengembangnya. Bahan pengembang yang umum digunakan adalah natrium tripolifosfat, mencapai 1% dari bobot total mie instan per takaran saji. Natrium memiliki efek yang kurang menguntungkan bagi penderita maag dan hipertensi.

Kamis, 17 Juni 2010

Hati-Hati dengan Bahaya Plastik!



Seringkali kita mendapat berita atau peringatan tentang bahaya plastik, bahkan sudah banyak artikel di koran, tabloid ataupun majalah tentang hal ini. Tetapi tetap saja hanya segelintir orang yang menggubris, peduli atau hingga meneliti lebih lanjut.
Plastik adalah salah satu bahan yang dapat kita temui di hampir setiap barang. Mulai dari botol minum, TV, kulkas, pipa pralon, plastik laminating, gigi palsu, compact disk (CD), kutex (pembersih kuku), mobil, mesin, alat-alat militer hingga pestisida. Oleh karena itu kita bisa hampir dipastikan pernah menggunakan dan memiliki barang-barang yang mengandung Bisphenol-A.
Salah satu barang yang memakai plastik dan mengandung Bisphenol A adalah industri makanan dan minuman sebagai tempat penyimpan makanan, plastik penutup makanan, botol air mineral, dan botol bayi walaupun sekarang sudah ada botol bayi dan penyimpan makanan yang tidak mengandung Bisphenol A sehingga aman untuk dipakai makan. Satu tes membuktikan 95% orang pernah memakai barang mengandung Bisphenol-A.
Plastik dipakai karena ringan, tidak mudah pecah, dan murah. Akan tetapi plastik juga beresiko terhadap lingkungan dan kesehatan keluarga kita. Oleh karena itu kita harus mengerti plastik-plastik yang aman untuk kita pakai.
Apakah arti dari simbol-simbol yang kita temui pada berbagai produk plastik?

#1. PETE atau PET (polyethylene terephthalate)
Biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol-botol dengan bahan #1 dan #2 direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Jangan pakai untuk air hangat apalagi panas. Buang botol yang sudah lama atau terlihat baret-baret.

#2. HDPE (high density polyethylene)
Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu. Sama seperti #1 PET, #2 juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian.

#3. V atau PVC (polyvinyl chloride)
Adalah plastik yang paling sulit di daur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan. PVC berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.
#4. LDPE (low density polyethylene)
Biasa dipakai untuk tempat makanan dan botol-botol yang lembek. Barang-barang dengan kode #4 dapat di daur ulang dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Barang dengan #4 bisa dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi tetap baik untuk tempat makanan.
#5. PP (polypropylene)
Adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Cari simbol ini bila membeli barang berbahan plastik.
#6. PS (polystyrene)
Biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dll. Bahan Polystyrene bisa membocorkan bahan styrine ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan Styrine berbahaya untuk otak dan sistem syaraf. Selain tempat makanan, styrine juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari dan banyak negara bagian di Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam termasuk negara China.
#7. Other (biasanya polycarbonate)
Bisa didapatkan di tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga. Polycarbonate bisa mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon. Hindari bahan plastik Polycarbonate.
Masih banyak sekali barang plastik yang tidak mencantumkan simbol-simbol ini, terutama barang plastik buatan lokal di Indonesia. Oleh karena itu, kalau Anda ragu lebih baik tidak membeli. Kalaupun barang bersimbol lebih mahal, harga tersebut lebih berharga dibandingkan kesehatan keluarga kita.

*NB: Yang perlu diingat:
1. Hindari penggunaan plastik apapun di Microwave. Selalu gunakan bahan keramik, gelas atau
pyrex sebagai gantinya.
2. Hindari pula membuang sampah plastik terutama yang mengandung Bisphenol-A
di sembarang tempat karena bahan tersebut pun bisa mencemari air tanah yang pada
akhirnya bisa mencemari air minum banyak orang.
3. Jika terpaksa menggunakan peralatan dari plastik, sebaiknya sebelum digunakan, cuci
bersih dengan sabun dan dibilas dengan air hangat sebelum dipakai.
4. Gantilah peralatan dari plastik minimal 1 bulan sekali.
SEMOGA BERMANFAAT!